Cara Cepat Mengerjakan Soal Psikotes Matematika (Hitungan) tahun 2018

Cara Cepat Mengerjakan Soal Psikotes Matematika (Hitungan) tahun 2018Soalsoalpsikotes tahun 2018: Ketika Anda berjumpa dengan soal-soal psikotes kerja maka kemungkinan Anda akan menjumpai soal matematika (hitungan) di dalam soal psikotes tersebut.

Bagi yang sudah biasa menjawab soal psikotes deret, aritmatika dan jenis soal psikotes matematika lainnya pasti bisa dengan mudah dengan jenis soal ini. Lalu bagaimana dengan orang yang masih awam dengan soal matematika (hitungan).

Pada kesempatan ini akan dijelaskan cara mengerjakan soal-soal berpola hitungan atau matematika di soal psikotes kerja.

Tips pertama yang patut Anda lakukan adalah mulailah mengerjakan soal-soal hitungan dari yang paling mudah terlebih dahulu

Baca juga:  Bagaimana Persiapan Psikotes Yang Benar

Permasalahannya jika ternyata tidak ada soal-soal psikotes hitungan  yang mudah untuk dikerjakan, lalu apa yang akan Anda lakukan? Nah Anda tidak perlu cemas karena pihak pembuat soal tidak mungkin memberikan soal-soal tes yang tidak bisa dijawab.

Banyak jenis soal hitunga dari yang paling mudah seperti 7-5=……., 12-2=…., 9×5=… tentu jenis soal hitungan seperti ini bisa Anda kerjakan.

Lalu bagaimana bila soal hitungannya berbentuk deret hitung? Anda tidak perlu khawatir karena jenis soal seperti ini juga pasti bisa dikerjakan dan ada jawabannya hanya saja Anda harus mengikuti alur jalan pengerjaan soal yang lebih panjang lagi.

Misalkan bentuk soal seperti ini, 8, 17, 33, …, …, 257. Hal yang harus Anda pikirkan yaitu bagaimana ada angka 17 setelah 8? Anda bisa mengkalikannya dengan 2, dan hasilnya adalah 16, tidak sesuai dengan bentuk soal. Dan Anda bisa mencoba menyelesaikan soal tersebut dengan mengkalikannya dengan 2 dan setelah itu tambahkan dengan 1, misalnya 8 x 2 + 1, dan hasilnya pasti 17. Lantas bagaimana dengan 33, 17 x 2 kan bukan 33. Maka kemungkinan besar adalah jika 16 x 2 + 1. Dan nyatanya jawaban-jawaban ini pas, sebab untuk angka selanjutnya ada angka 257 yang memang didapati dari 2 deret hitung sebelumnya. 32 x 2 + 1.

Baca juga: Tes Psikotes Gambar Terbaru

Pola pemikiran seperti yang sudah diuraikan untuk mengerjakan soal hitungan di atas mungkin tidak mudah dimengerti bagi Anda yang belum terbiasa menjawab soal-soal deret angka sepert di atas.

Perlu diketahui bahwa disini tidak perlu banyak rumus yang digunakan yang terpenting adalah jawaban benar dan Anda dapat menyelesaikan soal dengan cepat dan tepat.

Soal hitungan dalam psikotes kerja tidak hanya dalam bentuk deret angka, soal hitungan matematika juga bisa dalam bentuk soal cerita.

Dan terkadang untuk menjawab satu soal tidak bisa dikerjakan dengan satu langkah saja bahkan ada yang sampai menggunakan banyak langkah

Contoh lain soal hitungan matematika psikotes dalam bentuk soal cerita. “Kalau seorang pebisnis mempunyai 3 buah truk. Setiap hari truk itu mengangkut barang dengan muatan 12 ton. Berapa % keuntungan yang akan didapatkan oleh sang pebisnis dalam satu bulan kalau untuk sekali jalan ia mengeluarkan dana sebesar 200 ribu/truk? Ia meminta bayaran sebesar 500 ribu untuk sekali angkut pertruknya.”

Untuk menjawab soal di atas membutuhkan beberapa cara, langkah pertama Anda harus mencari berapa besar modal yang memang harus dikeluarkan oleh sang pembisnis, setelah itu Anda harus mendapatkan nilai persen dari hasil tersbeut, dan itu artinya keuntungan yang diperoleh si pembisnis dibagi modal dan setelah itu dikali 100%.

Baca juga: Cara Menjawab Soal Psikotes

Untuk menjawab satu soal saja caranya cukup panjang, dibutuhkan ketelitian dan kesabaran yang besar dalam mengerjakan soal hitungan seperti ini.

Namun Anda jangan menyerah dulu dalam mengerjakan soal ini. Terkadang Anda bisa menggunakan logika sehari-hari bila berjumpa dengan bentuk soal seperti ini.
Soal seperti ini tidak boleh Anda pikirkan secara lebih mendalam, sama halnya seperti kata-kata yang diungkapkan oleh orang-orang yang jenius yang tergabung di dalam Mensa, sebuah organisasi yang tergolong pada orang-orang yang memiliki IQ lebih dari 140.

Mereka mengatakan, bahwa mereka mengerjakan soal dengan hatinya, dan bukan dengan menggunakan otak. Itu artinya, cara mereka dalam memandang soal dan memperkirakan jawabannya memang sangat bergantung pada seberapa sering menghadapi soal yang sama.